LORONG - LORONG KUMUH
Karya: Vika Mubarokah
Mungkin aku tak lebih baik dari retakan beling yang terkapar di lantai
Tapi aku bersyukur Tuhan begitu baik padaku
Dia memberiku kesempatan untuk hidup
Kesempatan tuk menikmati manis pahitnya kehidupan
Walaupun aku harus hidup di tengah manusia yang elit dan serakah
Aku bahagia sangat bahagia menikmati manisnya hidup
Tapi seketika aku tersadar
Itu hanya mimpi ketika ku terlelap
Bersama rembulan malam yang mengantarku hingga senja tiba
Ku telusuri lorong-lorong kumuh
Mengenaskan!
Pakaian kumel, wajah yang kusut, lingkungan neraka
Dan sampah yang menjadi parfum mereka
Aku pun kembali bercermin
Betapa hinanya aku ini
Membuang begitu saja uang yang ku punya
Lihat mereka!
Mereka merintih, menahan kerasnya kehidupan
Saat perut mereka mulai berdemo
Mereka tak perduli
Tak perduli cucuran darah keringat membanjiri tubuh mereka
Mereka terus bekerja hanya untuk mendapatkan sebongkah harta karun berharga
Sampah!
Hanya untuk sebongkah sampah!
Harta karun paling berharga bagi mereka
Cucuran darah keringat mereka kumpulkan tiap hari
Tak ada kata lelah
Walau sebenarnya hati mereka berontak
Mereka butuh kebebasan!
Mereka tak butuh kasihan para raja emas
Karena mereka muak dengan omong kosong
Dan bualan para pemimpin negeri ini
Created by Vika Mubarokah, Sastra Collection
0 komentar:
Posting Komentar